PRICELESS-STORIES – Sejarah ISIS, yang juga dikenal sebagai Negara Islam Irak dan Suriah, adalah salah satu topik yang sangat rumit dan sensitif, mengingat dampaknya yang besar terhadap keamanan global dan tragedi kemanusiaan yang menyertainya. ISIS adalah organisasi militan yang mengikuti doktrin ekstremis dan telah menyebabkan kekacauan di Timur Tengah dan di seluruh dunia.

Asal Usul

ISIS bermula dari kelompok yang lebih dulu ada, yaitu Al-Qaeda di Irak (AQI). AQI didirikan oleh Abu Musab al-Zarqawi pada tahun 2004, selama invasi Amerika Serikat ke Irak. Kelompok ini berusaha untuk menentang kehadiran militer AS dan pemerintahan baru yang didukung Barat di Irak. Setelah kematian al-Zarqawi pada tahun 2006, kelompok ini berganti nama menjadi Negara Islam Irak (ISI).

Perluasan dan Pemberontakan

Setelah penarikan pasukan AS dari Irak pada tahun 2011, dan dimulainya perang sipil di Suriah, ISI memanfaatkan kekosongan kekuasaan dan kekacauan regional untuk memperluas pengaruhnya. Pada tahun 2013, mereka mengumumkan pembentukan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dengan ambisi untuk mendirikan sebuah khilafah atau negara Islam di wilayah tersebut.

Kenaikan ISIS

ISIS mencapai puncak kekuasaannya pada pertengahan 2014 ketika berhasil menguasai Mosul, kota terbesar kedua di Irak, dan menyatakan pembentukan “khilafah” di wilayah yang mereka kuasai di Irak dan Suriah. Pemimpinnya, Abu Bakr al-Baghdadi, menyebut dirinya sebagai Khalifah, pemimpin umat Islam di seluruh dunia.

Taktik dan Ideologi

ISIS dikenal karena taktik kekerasan dan teror yang ekstrem, termasuk penggunaan eksekusi massal, penculikan, perbudakan seksual, dan serangan teror di luar wilayah kekuasaannya. Ideologinya berakar pada interpretasi ekstremis dari Wahabisme dan mereka menolak siapa pun yang tidak mengikuti pandangan mereka yang sempit.

Kejatuhan ISIS

Koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat mulai melawan ISIS pada tahun 2014. Dengan bantuan pasukan lokal, mereka berhasil merebut kembali wilayah yang sebelumnya dikuasai ISIS. Pada Maret 2019, kelompok ini kehilangan kantong terakhirnya di Baghouz, Suriah, menandai kekalahan territorial mereka.

Dampak Saat Ini

Meskipun kehilangan wilayahnya, sel-sel ISIS tetap aktif dan melakukan serangan di berbagai negara. Pengaruhnya telah menyebar ke wilayah lain seperti Afrika dan Asia Tenggara, menimbulkan kekhawatiran akan kebangkitan mereka di masa depan.

Kesimpulan

Sejarah ISIS adalah peringatan akan bahaya ekstremisme dan kekerasan. Sementara kekalahannya merupakan langkah maju dalam memerangi terorisme, tantangan yang ditimbulkannya masih jauh dari selesai. Pemahaman yang mendalam tentang sejarah dan motivasi mereka adalah kunci untuk mencegah kelompok serupa muncul di masa depan.