priceless-stories.org

priceless-stories.org – Kepolisian telah menetapkan J (25), seorang agen penempatan asisten rumah tangga (ART), sebagai tersangka dalam insiden tragis yang melibatkan seorang remaja bernama CC (16) yang terjun dari lantai tiga rumah majikannya di Karawaci, Kota Tangerang. Kini, dua individu lainnya juga telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang sama.

Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Zain Dwi Nugroho, mengumumkan bahwa total tersangka dalam kasus ini kini berjumlah tiga. “Setelah evaluasi dan gelar perkara, kami menetapkan dua tersangka baru,” ujar Zain dalam konferensi pers pada Kamis (6/6/2024).

Salah satu tersangka baru, K (42), diduga terlibat dalam pembuatan dokumen identitas palsu untuk korban, mengubah usia korban dari 16 menjadi 21 tahun. “K menerima pembayaran Rp 300 ribu untuk pembuatan KTP palsu tersebut,” jelas Zain.

Tersangka ketiga, L, adalah majikan korban yang diduga telah melakukan penganiayaan fisik dan psikis terhadap CC, yang berujung pada tindakan desperate korban melompat dari lantai tiga. “Kami menduga L telah memberikan tekanan berat kepada korban, baik fisik maupun psikis, yang membuatnya mencoba melarikan diri dengan cara melompat,” tambah Zain.

Selain itu, Zain menyatakan bahwa pihak kepolisian masih memburu dua individu lainnya yang bernama RT dan AN, yang juga diduga terlibat dalam kasus ini. “Kami sedang bekerja untuk menangkap RT dan AN, dan akan memberikan update lebih lanjut mengenai perkembangan ini,” ungkapnya.

Tragisnya, setelah dilarikan ke rumah sakit, CC dinyatakan meninggal dunia pada Rabu, 5 Juni 2024. Dokter forensik RSUD Kabupaten Tangerang, Liauw Djai Yen, menyatakan bahwa korban mengalami luka-luka serius, termasuk patah kaki dan memar di beberapa bagian tubuh. “Kami akan melakukan autopsi lebih lanjut untuk mengidentifikasi detail penyebab kematian,” kata Liauw.

Direktur RSUD Kabupaten Tangerang, Endang Widyastiwi, menambahkan bahwa ditemukan trauma signifikan pada paru-paru korban, yang diduga sebagai penyebab utama kematian. “Kami menemukan memar pada paru-paru yang menyebabkan akumulasi darah, yang kemungkinan besar adalah penyebab kematian,” jelas Endang.

Penyelidikan terus berlanjut untuk mengungkap lebih jauh dinamika di balik insiden ini dan untuk menjamin keadilan bagi korban.