Ketua MA Sindir Hakim soal Gaya Hidup Mewah: Stiker Mobil dan Nongkrong di Diskotek
Ketua MA Sindir Hakim soal Gaya Hidup Mewah: Stiker Mobil dan Nongkrong di Diskotek

PRICELESS-STORIES.ORG – Ketua Mahkamah Agung (MA), Muhammad Syarifuddin, kembali menyoroti perilaku tidak pantas yang dilakukan oleh sejumlah hakim di Indonesia. Dalam pembinaan terhadap hakim-hakim baru, ia menyinggung soal gaya hidup trisula88 mewah yang dianggap tidak selaras dengan integritas sebagai penegak hukum.

Gaya Hidup Hakim dalam Sorotan

Dalam pidatonya, Syarifuddin menegaskan bahwa seorang hakim harus menjaga kehormatan dan kesederhanaan, baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Ia menyindir keras kebiasaan memamerkan stiker mobil berlogo “hakim” atau simbol elite lain di kendaraan pribadi, yang dinilai bisa menciptakan kesan arogan di tengah masyarakat.

Tidak hanya itu, Ketua MA juga menyinggung kebiasaan segelintir hakim yang terlihat nongkrong di tempat hiburan malam seperti diskotek. Menurutnya, tindakan tersebut merusak citra lembaga peradilan dan dapat menurunkan kepercayaan publik.

“Jangan sampai masyarakat melihat hakim berperilaku seperti pesohor. Kita ini pelayan hukum, bukan selebritas,” tegasnya.

Pesan untuk Hakim Baru

Pembinaan ini diberikan kepada 1.451 hakim baru yang akan segera menjalankan tugasnya di berbagai wilayah Indonesia. Syarifuddin berharap para hakim muda bisa menjadi angin segar dalam tubuh peradilan dan membawa perubahan menuju integritas yang lebih kuat.

Ia juga mengingatkan bahwa tantangan dalam menjalankan tugas sebagai hakim tidak hanya datang dari luar, tapi juga dari dalam diri sendiri, seperti godaan hidup mewah, kekuasaan, dan gaya hidup konsumtif.

Harapan akan Lembaga Peradilan yang Bersih

Ketua MA meminta agar seluruh hakim tidak hanya fokus pada keahlian hukum, tapi juga memperkuat karakter dan etika. Sikap sederhana dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, menurutnya, jauh lebih penting daripada penampilan luar.

Sebagai penutup, Syarifuddin mengajak semua hakim untuk membangun citra peradilan yang bersih, adil, dan bermartabat. Ia menegaskan bahwa langkah kecil, seperti tidak menggunakan simbol-simbol elit secara berlebihan, adalah bagian dari upaya besar memperbaiki wajah peradilan di mata rakyat.

Sentilan dari Ketua Mahkamah Agung ini menjadi refleksi penting bagi seluruh aparat hukum. Hakim bukan sekadar profesi, tapi juga simbol keadilan yang seharusnya tampil sederhana, bermoral tinggi, dan menjunjung integritas. Saatnya berhenti mengejar gaya hidup glamor dan fokus pada pengabdian hukum yang sejati.